
Buserbhayangkaratv.co.id || Minahasa, Sebuah pemandangan memilukan tersaji di jantung destinasi wisata unggulan di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara, Benteng Moraya, ikon sejarah dan kebanggaan masyarakat Minahasa yang terletak di Kelurahan Roong, Kecamatan Tondano, tampak terbengkalai dan tidak terawat saat
dipantau awak media, Minggu (27/07)2025.
Tim media yang melakukan pemantauan langsung di lokasi wisata mendapati kondisi kawasan Benteng Moraya memprihatinkan: rumput liar menjalar bebas, fasilitas publik rusak, dan tidak ada tanda-tanda pemeliharaan yang rutin. Padahal, situs ini dikenal sebagai tempat persinggahan wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin mengenal sejarah perlawanan rakyat Minahasa terhadap penjajah.
Di tengah kunjungan tersebut, beberapa pengunjung yang enggan disebutkan namanya menyuarakan kekecewaan mendalam terhadap Pemerintah Kabupaten Minahasa.

“Pemerintah seharusnya merawat Benteng Moraya karena ini aset daerah! Kami tidak tahu, apakah ada anggaran rehabilitasi tiap tahun atau tidak. Yang jelas, ini tempat penting bagi pariwisata, terutama tamu-tamu dari luar negeri yang pasti mampir ke sini,” ujar salah satu pengunjung.
Kritik keras juga datang dari Engko Lahengko, Ketua Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia (LAKRI) Kabupaten Minahasa. Saat dihubungi via telepon seluler, ia menyoroti kelalaian pemerintah dalam menjaga ikon budaya dan sejarah ini.
“Benteng Moraya itu bukan hanya tempat rekreasi, tetapi simbol perlawanan rakyat Minahasa. Pemerintah Kabupaten harus bertanggung jawab! Jangan sampai aset sejarah seperti ini rusak total. Ini tempat yang dilihat turis internasional, masa dibiarkan rusak?” tegas Lahongko.

Benteng Moraya sebelumnya digadang-gadang menjadi wajah baru pariwisata Minahasa, namun realita di lapangan menunjukkan sebaliknya. Ketidakhadiran pemeliharaan dan perawatan yang konsisten justru memperlihatkan wajah suram pengelolaan sektor pariwisata daerah.
Pertanyaan pun menyeruak di kalangan masyarakat: Ke mana arah kebijakan Dinas Pariwisata Minahasa? Apakah ada transparansi soal anggaran pemeliharaan?
Kini, masyarakat menunggu langkah nyata dari Pemerintah Kabupaten Minahasa. Apakah mereka akan membiarkan warisan sejarah ini hilang dalam diam, atau justru bangkit dan memperbaiki wajah pariwisata sebelum reputasi daerah semakin tercoreng?
(STM)
Social Header