BUSERBAYANGKARA — Aktivitas perjudian jenis togel (toto gelap) di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan (Hal-Sel) kembali menjadi sorotan publik. Dalam beberapa bulan terakhir, maraknya peredaran togel di Ibu Kita Labuha membuat masyarakat resah. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan mendalam dari kalangan penegak hukum yang menilai praktik tersebut tidak hanya merusak moral masyarakat, tetapi juga mengancam ketertiban sosial di tingkat desa.
Dari hasil penelusuran sejumlah sumber di lapangan, praktik judi togel kini semakin terbuka dan melibatkan berbagai kalangan, mulai dari pengecer hingga bandar besar. Bahkan, informasi yang beredar menyebutkan adanya dugaan keterlibatan seorang anak kepala desa berinisial SB, yang disebut-sebut berperan sebagai pengendali jaringan di salah satu kecamatan di Bacan.
Menurut keterangan warga yang enggan disebutkan namanya, SB dikenal aktif mengoordinasikan sejumlah pengecer yang bertugas mengumpulkan nomor dari para pemain. Uang hasil taruhan kemudian disetorkan ke SB untuk diteruskan kepada bandar utama yang beroperasi di wilayah kota Labuha. “SB ini sudah lama main di situ, dia anak Kades. Jadi orang-orang agak segan menegur karena takut urusan jadi panjang,” ungkap salah seorang warga Amasing Kota, Selasa (22/10/2025).
Warga juga mengeluhkan bahwa praktik ini berjalan nyaris tanpa hambatan, bahkan di beberapa tempat transaksi dilakukan secara terang-terangan, termasuk di warung kopi dan area perumahan. Banyak yang menilai lemahnya pengawasan dan tindakan tegas dari aparat membuat aktivitas togel semakin menjamur. “Kalau dibiarkan, ini bisa merusak generasi muda. Anak-anak muda ikut main, harap cepat kaya lewat togel,” tambahnya.
Dari hasil pengumpulan informasi tambahan, disebutkan bahwa jaringan togel di Halmahera Selatan kini mulai beroperasi secara digital menggunakan aplikasi pesan singkat untuk memudahkan transaksi. Dengan cara ini, para pelaku berusaha menghindari pengawasan aparat. Beberapa nomor rekening bahkan digunakan atas nama orang lain guna menyamarkan aliran dana.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Adat Halmahera Selatan, Ahmad Dano, turut menyuarakan keprihatinan. Ia menilai perjudian, termasuk togel, merupakan bentuk kemunduran moral yang harus dilawan bersama. “Desa seharusnya menjadi tempat membangun karakter, bukan tempat tumbuhnya perjudian. Jika benar ada anak kepala desa yang terlibat, maka ini menjadi tamparan bagi pemerintah desa untuk melakukan introspeksi,” ujarnya.
Ahmad menambahkan, pemerintah daerah perlu turun tangan melalui kerja sama antara aparat hukum, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Ia berharap Kapolres Halsel segera melakukan langkah konkret agar penyakit sosial ini tidak semakin meluas. “Kalau dibiarkan, masyarakat akan kehilangan kepercayaan terhadap aparat. Ini bukan hanya soal hukum, tapi juga soal moralitas dan masa depan daerah,” katanya.
Sejumlah aktivis pemuda di Labuha juga menyerukan agar praktik togel diberantas hingga ke akar-akarnya. Menurut mereka, pemberantasan tidak boleh berhenti pada pengecer kecil, melainkan harus menyasar para bandar besar yang menjadi otak di balik bisnis haram tersebut. “Kita semua tahu siapa yang bermain, tapi seolah-olah tidak ada tindakan nyata. Aparat harus berani membongkar jaringan ini,” ujar Irwan Malik, aktivis muda Halsel.
Maraknya praktik togel di Halmahera Selatan kini menjadi ujian bagi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah dalam menjaga marwah hukum serta moralitas masyarakat. Publik berharap, kasus dugaan keterlibatan anak kepala desa berinisial SB dapat segera diusut tuntas agar menjadi pelajaran bagi semua pihak bahwa hukum tetap berdiri tegak tanpa pandang bulu.
Di waktu terpisah saat awak media konfirmasi melalui vhia telpon whatsapp, SB yang di duga sebagai pelaku bandar togel tak kunjung merespon hingga berita di tayangkan.
(Red)


Social Header