Buserbhayangkaratv.co.id,Lampung barat-12 November 2025.
Sebuah kisah perjuangan penuh risiko dan keteguhan hati datang dari Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Lampung Barat, Darlin Arsyad, S.Pd. Ia tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga garda depan dalam memperjuangkan nasib 46 kepala sekolah yang menjadi korban penipuan berkedok dana revitalisasi sekolah dengan total kerugian mencapai miliaran rupiah.

Kasus ini sebelumnya mengguncang dunia pendidikan di Lampung Barat. Modusnya, pelaku berinisial YS alias Jack mengaku sebagai perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan menawarkan program dana revitalisasi kepada para kepala sekolah. Dengan restu Komunikasi yang difasilitasi oleh Sekretaris Daerah Lampung Barat, Drs. Nukman, para kepala sekolah percaya dan mengikuti seluruh proses yang diarahkan. Hingga akhirnya, mereka mentransfer sejumlah uang — 1 persen dari total pagu yang dijanjikan — kepada pelaku.
Namun setelah dua bulan, janji tak kunjung ditepati. Kecurigaan mulai muncul. Dan di sinilah perjuangan Darlin Arsyad dimulai.
Langkah Berani Menuju Jakarta
Tidak ingin menyerah pada situasi, Darlin memutuskan untuk berangkat ke Jakarta dengan biaya sendiri. Tujuannya hanya satu: mencari kebenaran dan memperjuangkan uang milik rekan-rekan kepala sekolah yang telah raib.
“Saya berangkat seorang diri ke Jakarta. Saya ingin memastikan siapa sebenarnya YS alias Jack ini,” tutur Darlin kepada Faktalambarnews dalam wawancara eksklusif.
Setelah mencari informasi, ia akhirnya menemukan titik terang. “Saya mendapatkan informasi bahwa YS tinggal di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Saya menuju ke sana dan menemukan tempat kontrakannya,” ujarnya.
Namun, bukannya sambutan baik yang ia terima, Darlin justru menghadapi situasi mencekam.
“Saat tiba di lokasi, saya langsung dikepung oleh delapan orang preman yang ternyata anak buah YS. Mereka mencoba mengintimidasi saya,” kisahnya dengan tenang.
Meski berada dalam tekanan, Darlin tidak gentar. Ia memilih menunggu di sekitar kontrakan hingga YS keluar. “Saya sabar menunggu. Akhirnya YS muncul dan malah berkata, ‘Bapak pasti lapar, makan dulu saja.’ Saya makan di depan kontrakannya, tidak berpikir buruk. Tapi ternyata, saat saya selesai makan, YS melarikan diri lewat pintu belakang. Saat saya masuk, kontrakan itu sudah kosong,” ujarnya dengan nada getir.
Kekecewaan dan Ketenangan di Tengah Kekacauan
Peristiwa dramatis itu menjadi titik balik. Darlin langsung menghubungi Sekretaris Daerah Lampung Barat, Drs. Nukman, untuk melaporkan apa yang terjadi.
“Saya langsung menelpon Pak Sekda, saya bilang: ‘Pak, kita ini benar-benar ditipu.’ Beliau hanya berkata agar saya tetap tenang,” ucap Darlin mengenang momen tersebut.
Sepulangnya ke Lampung Barat, ia berusaha menenangkan para kepala sekolah yang menjadi korban. Namun, kisah ini akhirnya menjadi viral setelah salah satu korban berani speak up di media sosial pada 11 November 2025, hingga kasus ini mencuat ke publik secara luas.
Sekda Lampung Barat Akui: “Kami Juga Ditipu”
Saat dikonfirmasi secara eksklusif, Sekretaris Daerah Lampung Barat, Drs. Nukman, membenarkan bahwa dirinya juga menjadi korban dalam peristiwa ini.
“Benar, kami semua ditipu. Tidak benar bahwa kami menerima langsung dana apa pun. Justru kami juga menjadi korban dari pihak yang mengatasnamakan program revitalisasi sekolah tersebut,” tegas Nukman.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Lampung Barat akan segera menempuh jalur hukum.
“Kami akan berkoordinasi dengan Polres Lampung Barat dan menyerahkan seluruh bukti agar pelaku dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya.
Kisah yang Menyentuh: Tanggung Jawab Seorang Pemimpin
Meski menanggung tekanan moral dan emosional yang besar, Darlin Arsyad, S.Pd. menunjukkan sikap tanggung jawab yang luar biasa sebagai seorang pemimpin. Ia tetap berdiri di garis depan, bukan hanya untuk dirinya, tetapi demi puluhan kepala sekolah yang mempercayakan harapan kepadanya.
“Ini bukan soal uang semata, tetapi tentang harga diri dan tanggung jawab moral. Kami para kepala sekolah adalah pendidik — ditipu seperti ini sungguh menyakitkan. Tapi saya percaya, kebenaran akan menemukan jalannya,” tutur Darlin dengan suara bergetar.
Harapan untuk Keadilan
Kasus ini kini tengah menjadi perhatian publik. Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum diminta untuk menindaklanjuti secara serius agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan tidak tercoreng.
Sementara itu, Darlin Arsyad tetap menyerukan agar semua pihak lebih waspada terhadap oknum yang mengatasnamakan lembaga pemerintah.
“Jangan mudah percaya pada janji manis. Semua harus diverifikasi secara resmi dan tertulis,” pesannya menutup wawancara eksklusif bersama Faktalambarnews.
.
.
.
#faktalambarnews


Social Header