Buserbhayangkaratv.co.id,Lampung Barat – Di tengah upaya pemerintah untuk menekan harga LPG subsidi agar tetap sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik. Di berbagai wilayah Lampung Barat, harga LPG 3 kg semakin melambung dan stoknya semakin sulit ditemukan, membuat masyarakat kian resah.
Salah satu warga Pekon Pampangan, Kecamatan Sekincau, mengaku kesulitan mendapatkan gas dalam dua minggu terakhir. "Harga yang biasanya Rp25.000, sekarang sudah mencapai Rp35.000 per tabung. Bahkan ada yang menjual lebih mahal lagi," ungkap Endang, seorang ibu rumah tangga setempat.
Kelangkaan LPG ini bukan hanya berdampak pada harga, tetapi juga pada kestabilan kebutuhan rumah tangga. Banyak warga yang khawatir jika kondisi ini terus berlanjut hingga bulan Ramadan, akan mengganggu kenyamanan ibadah puasa. "Kalau gas sulit didapat, bagaimana kami bisa memasak untuk sahur dan berbuka? Kami harap pemerintah segera turun tangan," tambah Endang.
Selain harga yang terus meroket, kebijakan yang mengharuskan warga menyertakan identitas kependudukan untuk membeli LPG juga dinilai semakin mempersulit masyarakat. Banyak yang mengeluhkan bahwa prosedur ini justru menghambat mereka mendapatkan kebutuhan dasar yang seharusnya mudah diakses.
Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini, baik dalam pengawasan distribusi maupun menindak pihak-pihak yang sengaja menimbun atau mempermainkan harga LPG. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kelangkaan ini akan semakin memperburuk kondisi ekonomi warga, terutama menjelang bulan suci Ramadan.
Redaksi
Social Header